[Artikel] Persaingan Transportasi Semakin Sengit, Becak Dayung Kini Tersisih
Juni 03, 2017
Di era sekarang ini kehadiran
transportasi online membuat persaingan antar transportasi semakin sengit. Kemewahan
dan kenyamanan dari transportasi menjadi pertimbangan bagi para penumpang. Kita
bisa melihat saat ini jarang kita temui transportasi yang buruk, baik itu
angkutan umum, ojek, dan becak. Sekarang
pun begitu, jarang sekali kita dapati becak dayung disekeliling kita yang
digunakan sebagai alat transportasi. Transportasi ini semakin hari semakin
tersisih, sebab saat ini pengguna jasanya hanya segelintir saja.
Padahal dulunya transportasi beroda tiga ini umumnya
ditemukan di sebagaian Asia, termasuk Indonesia. Kita ketahui bahwa becak
dayung didesain menggunakan sepeda laki-laki ukuran dewasa dengan diberi
perkuatan pada kemudi yang dihungkan dengan roda depan sepeda. Becak dayung
juga didesain menggunakan rangka baja yang dihubungkan dengan roda ketiga pada
sisi kiri serta mendukung kabin penumpang. Sedangkan kabin penumpang dibuat
dari kayu dan tempat duduk dilapisi dengan jok busa. Untuk memperindah kabin,
biasanya becak dicat dan terkadang diberi gambar-gambar pada bagian belakang
becak. Selain itu becak dayung juga dilengkapi dengan pelindung yang disebut
kanopi lipat. Kanopi lipat tersebut dapat digunakan pada saa matahari terik atau
hujan.
Di
Sumatera, becak dayung memiliki model yang berbeda dengan becak di Jawa dan
pulau-pulau lain di Indonesia karena pengemudinya berada di
samping becak bukan di belakang seperti pada umumnya. Kapasitas normal becak dayung adalah
dua orang penumpang dan seorang pengemudi yang menggunakan sepeda untuk
menjalankannya.
Becak dayung dulunya
menjadi salah satu transportasi darat favorit warga. Namun perkembangan zaman yang semakin
canggih membuat becak dayung secara perlahan digantikan oleh becak mesin atau
yang lebih dikenal dengan Betor (Becak bermotor). Hilangnya becak dayung
disebabkan karena daya saing terhadap becak mesin yang bisa menempuh jarak jauh
dengan waktu yang tidak lama. Sedangkan becak dayung sendiri, jarak tempuhnya relatif
tidak jauh.
Tidak hanya
itu, becak dayung juga tidak dapat digunakan di jalan yang ada tanjakannya
sehingga tidak cocok dijadikan
transportasi di daerah pegunungan. Kecepatan becak dayung yang rendah
dapat mengganggu kelancaran lalu lintas, terutama di kawasan yang padat. Sehingga
membutuhkan waktu relative lama untuk sampai ke tempat tujuan. Ini juga menjadi
kendala sendiri bagi para penumpang yang ingin menjadikan becak dayung sebagai
transportasi. Belum lagi becak dayung juga dianggap sebagai angkutan yang tidak manusiawi.
Di samping
kekurangannya, becak dayung sebenarnya juga memiliki hal positif, yaitu ramah
lingkungan karena
merupakan angkutan yang tidak menimbulkan polusi emisi gas buang, sehingga didorong
pengembangannya dikota-kota modern, seperti di Berlin Jerman.
2 komentar
saya suka kasiahan sama becak dayung ini, kadang mereka nganteri di pangkalan sampai beberapa becak berderet dan tidur. udah kurang pelanggan mereka seakrang
BalasHapusIya bang emang gitu sekarang. Jarang sih ada yang mau naik becak dayung. Lagian pun populasi becak dayung ngak teralu banyak
Hapus