Aku Baik-baik Saja Ada atau Tidaknya Kau
Juni 13, 2017
Sumber foto: ateesfrance
Aku
pernah sangat berharap sosok yang tengah berdiri disana itu kau. Orang yang
selalu menguatkan disaat lemah, yang tak henti menghibur disaat gundah. Tak
lelah menasehati saat salah. Kesemuan yang indah dimasa lalu.
Setelah
semua tak lagi sama, orang terdekat berusaha keras membuatku lupa akan semua
itu. Tapi ketahuilah, bagaimana pun kau pernah menjadi yang terindah untuk
mengisi hari-hari yang tak bersalah. Kau pernah menjadi saksi dimana aku
menangis dan tertawa. Bagian
terbaik yang tak akan kulupakan darimu adalah senyum khas saat mulutmu mencoba
meyakinkanku. Pandangan mata dibalik kaca berlensa itu. Bahkan ketika tanganmu
menyentuh tangan wanita yang tak lain adalah temanku.
Aku
mengetahui semua dengan diam-diam dan kau juga tak ingin berterus terang. Kau
dan dia selalu curi pandang, membalut lukaku dalam senyuman. Sadis
(memang).
Atas
segala apa yang telah terjadi aku ucapkan terima kasih. Barangkali bukan kau
yang Dia kirimkan untukku. Aku (hanya) gadis biasa tanpa harta mewah. Sedangkan
kau pria gagah dengan nahkoda. Aku hanya anak dari pria bertubuh legam
matahari. Sedangkan kau anak dari pria berjas dan berdasi. Jelas kita terpaut
jauh.
“Maaf,
aku masih sangat mencintaimu. Aku dan dia terpakasa karena kita dijodohkan,”
ucapmu meyakinkanku.
Perlu kau
tahu, meski pendidikan yang kuraih tak dari Universitas terkenal di dunia, aku
bukanlah gadis bodoh yang bisa kau tipu. Banyak hal yang tanpa kau sadari telah
kupelajari terlebih dulu. Usah berlindung pada perjodohan orangtuamu.
Jauh
sebelum kau datang menemui ayah dan ibuku untuk memintaku, aku sudah yakinkan
untuk tidak melakukan itu. Namun kau tetap bersikeras. Kau itu si tunggal keras
kepala. Persis seperti apa yang dikatakan kakakmu lewat ponsel waktu itu.
Tak perlu
mengkhawatirkanku, aku masih baik-baik saja ada atau tidaknya kau bersamaku.
Bahkan setelah kepergianmu, sedih tak lagi kudapati. Jelasnya aku semakin
bahagia. Sangat-sangat bahagia. Kau pun berbahagialah dengannya. Usah cemas
padaku. Detik
setalah aku melihat kau menggenggam tangannya dan mengecup keningnya, aku telah
putuskan untuk bahagai tanpamu. Itu sebab mengapa sedih karenamu tak hadir
padaku. Berbahagialah dengan dia, pilihanmu.
0 komentar