[Sosok] Ahmad Prayoga: Keterbatas Itu Bukan Hambatan Segala Hal
Juli 18, 2017Ahmad Prayoga |
Menjadi sosok mandiri adalah keinginan setiap orang, begitu juga dengan pria pemilik nama Ahmad
Prayoga. Sejak kecil sosok mandiri telah tampak dalam dirinya. Sejak duduk dibangku
Sekolah Dasar, kemandiriannya itu telah terlihat. Dia mulai berjualan untuk
tambahan uang jajan. Begitupun saat dia berada dibangku Sekolah Menengah. Dimana
dia rela kerja paruh waktu agar meringankan ekonomi keluarga. Begitu tulus
niatnya. Hingga akhirnya pekerjaan yang dia jadikan tambang emas itu menjadi
penyebab dua tangan dan kakinya tak berfungsi sebagaimana mestinya.
"Awalnya kerja yang ditawari dari kawan, waktu itu masih kelas 2 SMK. Kerjanya ngelas
di salah satu rumah pengurus sekolah," ungkapya dengan mata berkaca-kaca.
Dia mulai mengelas bagian atas rumah. Saat pekerjaan hampir
selesai namun bahannya kurang. Dengan terpaksa, mau tidak mau dia harus membeli bahaan tersebut.
Usai membeli bahan yang berupa besi itu dia kembali naik ke atas untuk
menyelesaikan pekerjaannya. Tapi sayangnya takdir berkata lain. Kabel tanpa
pelindung (read: kabel telanjang) terbentang di sebelahnya, dia tidak mengtahui
bahwa kabel tersebut menyentuh besi yang sengaja dia posisi tidurkan untuk
lanjut mengelas justru membuat dia terhempas ke bawah.
Yoga Saat Melukis Dengan Mulutnya |
Kejadian itu mengakibatkan luka bakar pada bagian tangan dan
kaki Yoga. Dimana luka bakar itu membuat saraf-saraf pada bagian tangan dan
kakinya mati, sehingga dia harus diamputasi. Sejak saat itu dia tidak lagi
kembali ke sekolah. Dia memulai hidup baru dengan menyadari bahwa keadaan
fisiknya tidak seperti dulu lagi. Hal itu tidaklah mudah baginya. Namun pemuda
berusia 19 tahun yang merupakan anak kedua dari orang tuanya ini dikenal memiliki semangat yang luar biasa. Lengkungan garis
yang tergores dipipinya membuat dia selalu terlihat ceria di mata orang yang
ada di sekitarnya.
Meski dengan kondisi begitu semangat hidup Yoga tak pernah
berkurang. Dia menyadari bahwa hidup ini harus berjalan. Bagaimana pun keadaan
kita harus berbuat yang terbaik. "Hidup ini gimana pun keadaan kita, kita
harus berbuat yaang terbaik. Berguna
untuk kita dan orang lain. Terlebih lagi kita yang sempurna, jangan malah merugikan orang lain,"
ujarnya.
Hasil Lukisan Yoga |
Kini dia menekuni hal yang tidak dia sukai dari kecil,
yaitu seni lukis. Memainkan kuas diatas
kertas dengan mulut itu dia asah selama enam bulan. Meski terbilang baru dan
belajar otodidak, Yoga cukup sering
menerima tawaran lukisan dari orang. Baginya melukis bukan sekedar melukis. Dia
ingin memberitahu pada dunia bahwa keterbatas itu bukan penghambat baginya.
"Karena keadaan awak seperti ini ngelukis itu bukan sekedar ngelukis.
Lukisan itu awak jadikan sebagai media untuk orang melihat bahwa keterbatas itu
bukan hambatan segala hal. Lewat keterbatas itu kita bisa belajar. Jadi lewat
lukisan ini awak nyebarkan semangat ke orang-orang," katanya dengan
mantap.
Sangat luar biasa dan menginspirasi melihat semangat dan
kegigihan Yoga itu. Dimana biasanya orang-orang di luar sana yang masih
memiliki organ tubuh yang sempurna dan lengkap,
terkadang dikalahkan dengan rasa malas yang datang. Dimana orang di luar
sana yang tertimpa musibah dengan mudahnya mengeluh dan putus asa. Seharusnya
kita tidak seperti itu. Kita harus belajar bahwa setiap hal yang kita lalui
memiliki banyak pelajaran. Pastinya kita harus tetap bersyukur.
4 komentar
Ga bs nahan air mata wawancara sama dia kk
BalasHapusCiee yang udah luan wawancara sama Yoga. Iya dek. Semangatnya itu lo kakak suka kali
Hapusyoga buat kita kita yang dikasih Allah swt organ tubuh lengkap malu, jika nikmat Allah itu disia-siakan.. maka manfaatkanlah nikmat Allah itu untuk ketaatan...
BalasHapusmoga yoga selalu semangat.. makasih artikelnya mbak..
Iya mbak Eva sama-sama. Kita harus bisa bersyukur dikasih organ tubuh yang lengkap
Hapus