Simpang Jodoh, Surga Wisata Rujak Segar yang Melegenda

Oktober 22, 2023



Siapa yang tidak mengetahui kawasan Tembung? Kawasan yang ‘dulu’ dijuluki tempat jin buang anak ini terkenal dengan sebuah persimpangan yang dikenal dengan nama Simpang Jodoh. Rasa-rasanya, seluruh orang Medan pastinya mengetahui tempat ini dikarenakan namanya yang unik itu. 

Sebenarnya, mengapa sih persimpangan ini disebut dengan ‘simpang jodoh’?

Konon, dulunya Tembung merupakan salah satu daerah yang menjadi bagian kejayaan perusahaan perkebunan raksasa di Sumatera Timur. Didaulat sebagai 'Tembung' (bahasa Melayu), karena di kawasan tersebut orang-orang pada masa itu kerap bertemu tanpa ada perencanaan. Kondisi Tembung mulai berubah sejak perusahaan Deli Maatschappij membuka perkebunan di sana.


Sejak perkebunan itu dibuka, aktivitas masyarakat semakin berkembang. Pada musim panen, orang-orang kampung setempat mengirik padi di satu tempat. Nah, di tempat pengirikan padi itu juga para pekerja perkebunan juga datang untuk mencari hiburan demi melepaskan kesumukan dari rutinitas di perkebunan. Apalagi, saat gajian besar, malam harinya, pekerja kebun nongkrong di tempat pengirikan padi itu. 


Di sanalah banyak dari pekerja kebun dan warga setempat menemukan jodohnya. Dari pertemuan di tempat pengirikan itu, tumbuh cinta hingga berlanjut ke pelaminan. Karena jamaknya orang menemukan pasangan hidupnya di tempat pengirikan itu, lama-lama kawasan tersebut dinamai Simpang Jodoh’.


Seiring berjalannya waktu, aktivitas di lokasi pengirikan padi itu pun kian berkembang. Orang tak lagi sekadar datang untuk nongkrong dan mencari jodoh. Pada dekade 1950-an penduduk puak Melayu mulai berdagang rujak di kawasan pengirikan padi itu. Rujak di simpang ini pun cukup terkenal dan berbeda dari rujak teng-teng. 

Nah, apa sih bedanya rujak Simpang Jodoh?


Ternyata, pedagang yang menjual rujak di simpang ini adalah warga sekitar. Usaha rujak yang dijalankan warga tersebut pun merupakan usaha yang sudah turun temurun dikelola menjadi usaha keluarga.


Rujak di simpang ini dikenal dengan sebutan Rujak Ulek Simpang Jodoh karena pembuatannya dengan cara diulek. Saat kamu hendak membeli, maka penjual akan mengulek langsung bumbunya. Nah, karena diulek secara langsung saat kita membeli inilah yang menjadi salah khasnya rujak di sini. 


Nggak cuma itu, rasa bumbu rujak ulek ini pun juga khas lantaran diolah dengan menggunakan pisang batu, selain bumbu-bumbu lainya seperti cabai dan gula merah. Ditambah lagi rujak di sini disajikan dengan buah yang segar. Tentu menambah kelezatannya. 

Rujak Simpang Jodoh di masa Dulu vs Sekarang


Menariknya lagi, dulu para pedagang rujak di simpang ini hanya bermodalkan obor dan menggunakan gerobak dorong serta meja yang dibuat papan. Suasana ala-ala desa itu masih terasa. Namun seiring berjalnnya waktu, para pedagang memperoleh bantuan dari Pemkab Deliserdang. Sehingga sekarang para pedagang berjualan menggunakan gerobak yang tertutup. Terkesan lebih higienis dan tidak lagi terkena abu.


Nah, buat kamu yang mau mencoba sensasi lezatnya rujak Simpang Jodoh, silahkan langsung datang ke lokasi. Tenang untuk harganya masih aman di kantong, kok. Cukup dengan harga Rp 18.000 saja per porsinya. Kamu bebas memilih rujak mana yang kamu sukai. Siapa tahu, setelah mencicipi rujak di sini, kamu bertemu jodoh. Hehehe~





You Might Also Like

2 komentar

  1. Seketika teringat sering main ke Simpang Jodoh, hunting rujak segar disana. Memang bumbunya punya cita rasa tersendiri sehingga buat penikmatnya merasakan senang dengan rasa bumbu rujaknya.

    BalasHapus
  2. Pokoknya bumbunya gak pernah gagal sih kak

    BalasHapus

Ads Here

Sidebar Ads

Like us on Facebook

Follow Instagram