[Sosok] Badriyah, Penggiat Sosial GEMAR Kampung Aur

Mei 24, 2017



Ibu dari tiga orang anak yang sering disebut Bay ini menghasilkan buah pikir yang berdampak luar biasa bagi orang sekitarnya. Mengumpulkan ibu-ibu rumah tangga yang akhirnya menghasilkan rajutan adalah salah satu hasil dari pemikirannya. Dia tahu bahwa rajutan bukanlah keterampilan yang mudah, namun hal itulah  dipilihnya untuk berbagi ilmu pada ibu-ibu warga Kampung Aur. Menurutnya rajut banyak manfaatnya, sebagai pengisi waktu luang, bisa berdaya guna, berhasil guna, melatih kesabran serta solidaritas.

Pemikiran ini pertama kali muncul disebabkan karena adanya persoalan kemiskinan yang merupakan persoalan multidimensional yang tidak hanya melibatkan faktor ekonomi, tetapi juga sosial, budaya, dan juga politik. Menyorot faktor kemiskinan ini, salah satu kelompok yang termasuk dalam kemiskinan adalah kaum hawa, dimana secara statistik di Indonesia  jumlah wanita lebih tinggi dibanding laki-laki. Akan tetapi akses dan kesempatan untuk menerima pembangunan berbeda. Inilah faktor yang membuat Badriyah menginisiasi pemikarannya dikalangan wanita. Dia melihat bahwa wanita adalah sosok yang paling rentan mengalami permasalahan di perkotaan.

Melalui program Yayasan Fajar Sejahtera Indonesia (YAFSI) yang dirintis oleh dirinya sendiri membuat kegiatan rajutan yang dilakukan setiap Sabtu ini menjadi program kerja YAFSI khususnya divisi Sosial. Program ini diharapkan turut serta melaksanakan pemberdayaan masyarakat khususnya pemberdayaan perempuan dengan pendekatan pertisipatif.


Sebelum menghasilkan rajut, ibu-ibu rumah tangga yang dikumpulkan di satu titik di pinggir Sungai Deli ini diberi pembekalan lewat pelatihan yang  diisi oleh Lolo Romaini. Hingga akhirnya mereka benar-benar terlatih dalam membuat rajut dan hasil rajutannya dapat mereka konsumsi secara pribadi. Meski belum lama, namun aktivitas merajut di Kampung Aur yang diinisiasi oleh Badriyah ini sudah menghasilkan banyak hasil karya rajutan. Mulai dari dompet, sepatu, dan juga tas. Dimana hasil rajutnya tidak hanya di konsumsi secara pribadi, karena hasil rajutan yang mereka buat juga dapat dipasarkan dengan harga yang menggugah. Mulai dari Rp 150.000,- sampai dengan Rp 550.000,- sesuai dengan tingkat kesulitannya.

Badriyah berharap kedepannya pemasaran rajut dari Kampung Aur ini dapat dilakukan keseluruh wilayah.  “Kedepannya hasil karya ini akan dipasarkan secara luas,” ungkap Badriyah.

Kegiatan merajut di Kampung Aur ini dimulai pertama kali pada 24 September 2016 melalui workshop pemberdayaan perempuan rawan sosial ekonomi. Dimana pada saat workshop, YAFSI selaku penggerak kegiatan memberikan modal awal kepada ibu-ibu Kampung Aur untuk mengikuti pelatihan ini. Modal yang diberikan bermacam jenisnya, seperti jarum rajut, benang rajut, resleting, dan jarum jahit. Hingga sampai sekarang kegiatan ini masih berlanjut dengan kegiatan pendampingan.

Sejauh ini kegiatan rajut-merajut di Kampung Aur ini masih dilaksanakan. Meskipun kegiatan Badriyah terbilang padat, dia tetap saja ikut mendampingi secara langsung. Tidak hanya melakukan pertemuan untuk merajut, ternyata ibu-ibu Kampung Aur suka merajut yang tergabung pada GEMAR (Gerakan Mamak-Mamak Rajut) ini juga mengadakan arisan rutin di hari Sabtu.

“Iya arisannya semacam main jula-jula. Kami masing-masing bayar Rp 10.000,- dan nariknya Rp 200.000,-. Hitung-hitung buat nambah-nambah beli benang dan bahn lainnya,” katanya.

Ibu penggiat sosial yang penuh senyum ini, memang dikenal dengan sosok yang lebih peduli pada lingkungan sekitar. Dia lebih suka bergerak langsung daripada harus berbicara banyak tanpa pergerakan. Selain sebagai penggiat sosial yang tergabung pada Ikatan Pekerja Sosial Profesional Indonesia (IPSPI), Bay juga aktif di Go- River Indonesia dan Satuan Bhakti Sosial Mahasiswa (SBSM).  
  

You Might Also Like

6 komentar

  1. bolah lah kapan kapan ikut kegiatan disana sepertinya menarikk....

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya bang, mainla kesana bang. Mana tau bisa ikutan belajar

      Hapus
  2. Mua nulis tentnag sosok ibu ini ndak sempat-sempat :'D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hehe- ayo dong kak tulis. Pasti bisa lebih keren lagi

      Hapus

Ads Here

Sidebar Ads

Like us on Facebook

Follow Instagram