Pandemi Virus Covid-19, GMM Bentuk Satuan Peduli Lingkungan

Mei 01, 2020



Manusia sejatinya adalah makhluk sosial atau dalam ilmu sosial sering diistilahkan Homo Socius. Sudah menjadifitrahmanusia untuk saling berhubungan satu sama lainnya untuk keberlangsungan hidup. Sangat mustahil bahwa manusia dapat bergantung sendiri, mengandalkan diri sendiri, bahkan lebih ekstrim lagi buta terhadap lingkungan sekitarnya. Oleh karena manusia bersifat makhluk sosial, maka manusia merasa saling membutuhkan diantara sesamanya. Kebutuhan inilah yang membuat manusia akan membentuk kelompok masyarakat walaupun dengan latarbelakang, jenis kelamin, ras, suku maupun nasib yang berbeda dengan yang lainnya. Sudah sepantasnya bila fitrah manusia menjadi makhluk sosial harus peka terhadap lingkungan sosial disekitarnya. Terlebih lagi ditengah pandemi Virus Covid-19 yang tengah dihadapi saat ini.

Penyebaran virus Covid-19 di Indonesia yang terus meluas ini mengharuskan berbagaibkebijakan keluar, seperti belajar dari rumah, ibadah di rumah, dan bekerja dari rumah. Situasisaat ini berdampak pada beberapa sektor, khususnya sektor sosial-ekonomi yang menyebabkan berbagai instansi harus merumahkan karyawannya atau bahkan PHK. Kondisi krisis pangan dan ekonomi ini akan menjadi bencana kerawanan sosial ditengah-tengah masyarakat, seperti naiknya tingkat kriminalitas bahkan hingga kerusuhan sosial dan politik.

Pembagian Paket Sembako oleh Salinkers


Tidak hanya itu, adanya tagar #dirumahaja yang kerap kali meramaikan dunia maya juga tidak dapat dirasakan semua orang, khususnya bagi parapekerja di sektor nonformal. Para pekerja sektor nonformal sangat merasakan dampak yang tengah terjadi pada pandemic Covid-19 ini, dimana mereka tidak memiliki jaminan, seperti gaji tetap dan tabungan. Sehingga mau tidak mau para pekerja di sektor nonformal ini harus menguatkan tekad dan keberanian untuk bekerja demi mencukupi kehidupan sehari-hari ditengah pandemi Covid-19 ini. Maka dari itu, sebagai insan yang memiliki fitrah menjadi makhluk sosial yang harus peka terhadap lingkungan disektarnya Yayasan Gerakan Muslim Millenial (GMM) menyatukan aktivis-aktivis dalam satu gerakan komunitas Satuan Lingkungan Respon Dampak Covid-19 (Salink Redam Covid-19 atau bisa juga disingkat dengan SRC-19) ditiap-tiap Kecamatan di Kota Medan dalam rangka penggalangan donasi dan bantuan kemanusiaan bagi antisipasi dampak sosial-ekonomi Covid-19.

APA SIH GMM?




Yayasan Gerakan Muslim Millenial (GMM) adalah revitalisasi generasi muda Islam agar kembali mengakar dan berbasis di Masjid. Yayasan ini terbentuk karena mengingat bahawa ummat Islam belum memiliki sebuah gerakan yang kongkrit dan mengakar di atas semua persoalaan keummatan yang terjadi saat ini, sehingga untuk mensinergikan upaya-upaya yang ada saat ini dilakukan secara holistikintegralisrik melalui sebuah Gerakan Revitalisasi.

Selain itu juga, mengingat partisipasi ummat Islam secara nilai dan ideologi dalam pertarungan posisi politik dan kekuasaan yang cenderung lemah, yang menyebabkan ummat Islam tidak dapat berperan maksimal dalam memperjuangkan dan mempertahankan jati diri/nilai Islami dalam segal aspek kehidupan berbangsa dan bernegara demi mewujudkan sebuah peradaban yang Rahmatan Lil Alamin.

Melihat hal itulah umat Islam harus segera bangkit membangun berbagai instrument gerakan revitalisasi keummatan dalam berbagai wadah yang kongkrit, solutif, dan holistic, yang dalam hal ini potensi tersebut dapat ditemukan melalui Remaja Masjid.
Yayasan Gerakan Muslim Millenial (GMM) memiliki 3 (tiga) program unggulan  yang melibatkan Remaja Masjid, yaitu Madrasah QalbuMillenial, WiraPrenuer Millenial, dan Tanggap Siaga Millenial.

You Might Also Like

0 komentar

Ads Here

Sidebar Ads

Like us on Facebook

Follow Instagram