Surat untuk Senja

Juni 15, 2014

Senja, aku kembali. Sudah lama aku tak bercengkerama panjang padamu. Sudah lama tak lagi kunikmati sentuhan lembut sang angin. Sudah lama tak lagi kudengar suara bahagia ilalang ditempat ini.


Senja, kau satu-satunya tempat aku berbagi. Kau yang tahu semua perihal rasa ini. Sejak waktu demi waktu berganti, hingga sampai sekarang yang telah berganti tahun. Bahkan hiasan lampu kotapun tak lagi sama seperti dulu. Tapi senja ada satu hal yang masih tetap sama. Menanti. Iya senja, kau tahu aku masih terus menantinya.


Penantian dalam cinta masih saja melekat hebat pada diriku senja. Sesekali aku sungguh merasa bosan. Ingin sekali aku berpaling pada dermaga baru. Namun lagi-lagi tetap sama seperti empat tahun yang lalu. Aku masih tetap ingin berlabuh pada dermaga yang hanya miliknya.


Senja, kematian adalah harga mati yang aku persiapkan untuk rasa ini. Sampai aku tak lagi bernafas, sampai jantungku tak lagi berdetak dan sampai aku tak bisa lagi melihat, sampai waktu itulah penantian ini berakhir.

You Might Also Like

0 komentar

Ads Here

Sidebar Ads

Like us on Facebook

Follow Instagram