Ayam Goreng Ala Chef Ika :D
Juni 17, 2012
Hai, hai readers
apa kabar? Tetap setia aja jadi pembaca saya. Sep,sep I like you (hahah). Thank you
so much (muach :*, hehe). Langsung simak aja ya catatan aku hari ini. Nggak
terlalu penting sih buat kamu-kamu. Tapi dari pada nggak ada kerjaan, lebih baik
baca catatan aku aja. Dijamin gratis dah. Nggak usah takut. Ayo-ayo..dipilh,
tiga lima belas (mau jualan apa buat catatan nih. hehe). Udah penasarankan? Ayo
simak terus sampai ke akar-akarnya.
Sampai di pajak yang nggak begitu jauh dari rumahku, aku
langsung menuju sasaran. Milih-milih ikan, ayam, sayur, cabai dan lainnya.
Waaw, ini sungguh luar biasa. Sejarah yang unik buatku. Ya.. secara aku nggak
pernah pergi ke pajak sendiri. Apalagi untuk beli ikan, ayam, sayur dan
lainnya. Meski sedikit canggung di dalam pajak aku tetap menikmatinya. Nikmat
rasanya, serasa makan ice cream. Selesai
membobol seluruh isi pajak aku kembali ke rumah. Seperti hari-hari biasa, aku
harus nunggu abang, abang supir angkot (heheh).
Dalam angkot yang super indah dan unik itu aku di lihati
banyak orang. Pinginnya sih, nyongkel mata orang yang liat aku. Tapi malas akh,
matanya masih dipenuhi belek (hahah). “ salah kalau anak seumuranku belanja ke
pajak? Apa mereka fikir aku udah emak-emak ya? ”tanyaku dalam hati. Wah, kalau
tahu mereka mikir gitu aku bakal bilang “ ekh buk, aku ini bukan emak-emak kek
ibu-ibu pada. Heran ya kenapa cewe manis yang imut ini belanja ke pajak.”
Sayang dan sangat disayngkan, mereka tak ada yang bertanya. Akhirnya jaawaban
itu ku simpan dalam hati.
Sampai di rumahku (ekh bukan rumah aku sih, masih numpang
sama orang tua), aku langsung menuju dapur. Meletakkan semua belanjaan yang
berhasil ku angkut pulang. Mulai membersihkan ikan dan ayam. Ajib banget, aku
nggak tahu apa yang ku lakukan. Bingung sendiri gimana harus bersihkan ikan dan
ayam yang ku beli. “ coba ada mama, aku pasti di ajari olehnya. Bahkan mamapun
yang masak. Lagian kenapa dua adikku minta aku masak ”omelku. Ku usahai untuk
tetap membersihkan ikan dan ayam itu. Aku nemui daging ayam yang aneh menurutku.
Bingung ini daging bagian mananya ayam. “ apa ini tempat pembuangan veses-nya
atau enggka ya ”tanyaku dalam hati. Sepontan ku panggil adikku yang paling
kecil dan menanyakan apa ini bagian anunya si ayam atau nggak. Sialnya si
adekpun tak tahu. “ udah kak buang aja. Dari pada nanti kita makan anunya ayam
”katanya berlalu meninggalkanku. Akhirnya keputusan membuang daging ayam yang
tak jelas itu sah terjadi.
Aku tak langsung memasak semua yang ku beli. Aku memilih
untuk membereskan rumah terlebih dahulu. Maklum anak cewe atu-atunya (ternyata
selain jadi chef kamu bakat juga ya
jadi pembantu, heheh). Selesaai beres-beres, aku langsung meracik semua bumbu
untuk memasak ayam goreng. Biasa sih menurut ke banyakan orang. Bahkan sebagian
orang berfikir “ kebangetan kali yang nggak pande masak ayam goreng ”. Tapi
ayam goreng buatanku luar binasa. Maknyos dan rasanya itu membuat ketagihan.
(mau? Beli donk. Enak aja mau gratisan).
Hal ini yang ku suka, bermain sama api. Maklum saja, aku
keturunan Limbat (hahai). Sakit juga kenak jipratan-jipratan minyak goreng.
Bengkak-bengkak nih tangan. Tanggung jawab Mr. Limbat. Saya nggak mau tahu, anda
harus ganti rugi (#looh? gubrak. Don’t
tri this at home). Masakan ayam goreng pertama selesai. Lanjut lagi untuk
masak ayam goreng kedua. Ternyata oh ternyata si Ali, adikku yang paling kecil
udah melirik-lirik ayam goreng yang telah masak. Mulai mendekati ayam goreng
dan merasakannya.
“ asin kali ayam
gorengnya kak ”ucapnya yang masih asik mengerogoti ayam.
“ Iya dek. Tapi kok masih di makan aja ayamnya ”kataku.
“ udah siap. Aneh kali ayam gorengmu kak ”sambar Luthfi,
adikku.
“ Aneh apanya? Udah duduk tenang aja kelen ”ucapku.
“ nggak enak lo bang Fi ayam gorengnya ”kata Ali.
“ Iya? Sini biar aku rasai dulu ”ucap Luthfi.
Luthfipun mulai merasakannya. Aku yakin pasti dia bakal
ketagihan. Secara masakan aku-kan enak banget.
“ iya nggak enak dek ”katanya yang terus mengambil daging
ayam.
Sesuai dugaanku, mereka pasti ketagihan. Mereka pasti
terbayang-bayang akan masakanku. Bakat terpendam juga jadi chef (heheh).
Weekend yang special buatku. Tak seperti hari-hariku
selama ini. Yang biasanya hanya duduk diam dengan manis. Kalau mau makan
tinggal ambil nasi dan lauk yang diantar tetangga rumah (dibaca: rantanagn).
Kalau mau beres-beres rumah, udah diberesi sama yang disuruh beresi. Mau nyuci
dan gosok juga udah ada yang ngerjai. Weekend
biasanya juga selalu habiskan waktu dengan kakak dan abang sepupu. Main bareng
mereka, jalan-jalan, nge-band,
berantem bareng. Dan yang pasti, weekend
yang telah lewat tak se-istimewa weekend kali
ini.
3 komentar
Bagi dong satu :D
BalasHapushahah
BalasHapusbeli donk :p
hahah
BalasHapusbeli donk :p